Saturday, May 20, 2017

(Tugas 3) Review Jurnal CBT

Judul
Cognitive Behavior Therapy (CBT) Untuk Mengatasi Gangguan Obsesif Kompulsif
Jurnal
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan
Volume & Halaman
Vol. 01, No. 01
Tahun
2013
Penulis
Cahyaning Suryaningrum
Reviewer
Noer Keila Tial Lovelya (16513482)
Tanggal
20 Mei 2017

Tujuan Penelitian
Untuk melihat apakah Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif,
Subjek Penelitian
 Subyek dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswa yang memiliki ciri-ciri atau simtom gangguan obsesif-kompulsif berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan telah mengalami OCD selama 5 tahun.
Metode Penelitian
Elemen desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ABA design, di mana A adalah fase sebelum terapi, B adalah fase terapi atau intervensi yang kemudian dilanjutkan dengan fase tindak lanjut A (Kazdin, 1998). Metode asesmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, self report dan kuesioner.
Definisi Operasional Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cognitive Behavior Therapy
Mendasarkan pada perspektif kognitif dan perilaku, teknik yang umumnya diterapkan untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif adalah exposure with response prevention (Abel, dalam Holmes, 1997). Klien dihadapkan pada situasi dimana ia memiliki keyakinan bahwa ia harus melakukan tingkah laku ritual yang biasa dilakukannya namun mereka cegah untuk tidak melakukan ritual itu. Jika klien dapat mencegah untuk tidak melakukan ritual tersebut dan ternyata sesuatu yang mengerikannya tidak terjadi, hal ini dapat membantu dalam mengubah keyakinan individu akan tingkah laku ritual. Teknik exposure with response prevention dalam penerapannya biasanya disertai dengan restrukturisasi kognitif, latihan relaksasi dan modeling (Hoeksema, 2003). Oleh karena itu, teknik CBT yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif, modeling dan exposure with response prevention.
Kelebihan Terapi CBT









Kelebihan dari CBT adalah dapat mengukur interpersonal dan kemampuan sosial individu, membangun keterampilan sosial individu, keterampilan komunikasi atau bersosialisasi, pelatihan ketelitian, keterampilan resolusi konflik dan manajemenagresi, serta tidak berfokus pada satu sisi saja (tidak hanya perilaku) tetapi juga dalam kognitif individu.
Kelemahan Terapi CBT
Kelemahannya adalah hanya mengukur dan mengetahui kondisi pada saat dilakukan penelitian, serta membutuhkan waktu yang relatif lama.
Langkah-langkah Penelitian
Pertama, latihan relaksasi, berupa relaksasi otot progresif (Soewondo, 2003) untuk belajar menegangkan dan mengendurkan bermacam-macam kelompok otot serta belajar memperhatikan perbedaan antara rasa tegang dan rileks. Kedua, restrukturisasi kognitif, prosedur terapi untuk mengurangi tingkat kecemasan subyek yang disebabkan oleh pemikiran-pemikiran negatif dan menggantikannya dengan pemikiran-pemikiran yang lebih positif, dan. Ketiga, Exposure with response prevention (Abel, dalam Holmes, 1997), untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif. Subyek dihadapkan pada situasi dimana ia memiliki keyakinan bahwa ia harus melakukan tingkah laku ritual yang biasa dilakukannya (bila tidak akan menimbulkan “bahaya”) namun mereka dicegah untuk tidak melakukan ritual itu. Jika Subyek dapat mencegah untuk tidak melakukan ritual tersebut dan ternyata sesuatu yang mengerikannya tidak terjadi, hal ini dapat membantu dalam mengubah keyakinan individu akan tingkah laku ritual tadi.
Penilaian dan pengukuran dilakukan sebelum treatmen (pra terapi), selama terapi berlangsung, segera setelah keseluruhan terapi selesai diberikan (pasca terapi), dan terakhir pada tahap tindak lanjut (setelah terapi dihentikan).
Hasil Penelitian
Setelah terapi selama 1,5 bulan intensif (9 sesi) mulai dari berlatih relaksasi, restrukturisasi kognitif hingga melakukan exposure selama delapan hari berturut-turut, di awal exposure ke-1 subyek masih memiliki pemikiran yang obsesif, namun semakin hari pemikiran yang lebih rasional dapat dimunculkan subyek untuk menggantikan pemikiran yang obsesif itu. Hanya saja, pada aktivitas mencuci baju subyek masih membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat memunculkan pemikiran yang lebih rasional. Hal ini dapat dipahami mengingat aktivitas mencuci baju yang kompulsif ini paling lama diderita oleh subyek dengan derajat simtom yang lebih berat dibanding aktivitas lainnya.
Setelah exposure selama delapan hari berturut-turut, hasil menunjukkan bahwa perilaku kompulsif subyek cenderung menurun. Hal ini berarti bahwa terapi yang diterapkan pada subyek dapat mengurangi frekuensi perilaku kompulsifnya dari hari ke hari.
Secara keseluruhan, dengan melihat perubahan yang terjadi pada subyek dalam beberap sesi, yaitu perubahan pemikiran obsesif yang semula irasional menjadi lebih rasional, adanya penurunan ketegangan dan penurunan perilaku kompulasif yang terjadi pada subyek dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Cognitive Behavior Theraphy (CBT) dengan teknik relaksasi, restrukturisasi kognitif dan exposure with respon prevention efektif untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif.
Kelebihan Penelitian
Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam penelitian berupa wawancara serta observasi yang cukup signifikan sehingga penelitian yang dilakukan valid dan reliabel serta subjek yang kooperatif dalam melakukan terapi juga dapat mendukung penelitian tersebut.
Kelemahan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah waktu terapi (sesi) yang kurang panjang dalam arti terapi sudah dihentikan sebelum perubahan yang signifikan terjadi dan tidak dilakukannya masa tindak lanjut untuk memantau perubahan subyek dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.


No comments:

Post a Comment