Tokopedia.com merupakan salah satu mal online di Indonesia yang
mengusung model bisnis marketplace.
Sejak diluncurkan hingga akhir 2015, layanan dasar Tokopedia bisa digunakan
oleh semua orang secara gratis.
Dengan visi untuk "Membangun
Indonesia yang Lebih Baik Lewat Internet", Tokopedia memiliki program
untuk mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara online
1.
SEJARAH
A.
Sebelum Tokopedia
Perjalanan Leon dan William ( pendiri Tokopedia) untuk
sampai pada tahap ini memang tidak diraih dalam satu malam. Pertemuan keduanya
diawali saat mereka sama-sama bekerja di PT Signet Pratama, anak perusahaan PT
Sigma Caraka, yang belakangan diakuisisi oleh Telkom.
Mereka sempat berpisah beberapa saat, ketika William
pindah ke mencoba bekerja sendiri, sementara Leon menjadi programmer di PT
Semesta Tirta Antara Raya. Keduanya kembali bertemu pada 2006, saat Leon diajak
untuk merintis bisnis konten mobile yang dimodali oleh Victor Fungkong, seorang
pengusaha yang punya bisnis lain di bidang Kelapa Sawit dan bauksit.
Leon buru-buru meminta William bergabung dengannya,
dan kolaborasi duo ini pun dimulai di bawah bendera perusahaan bernama PT
Indocom Mediatama. Fokus garapan mereka saat itu begitu menggiurkan: yakni
Piala Dunia 2006.
Mereka pun bekerja keras siang-malam untuk membuat
konten-konten Piala Dunia (berbasis SMS), mulai dari jadwal pertandingan,
perkiraan formasi pemain, skor pertandingan berjalan, dan lain-lain, untuk
dikirimkan kepada para pelanggan Telkomsel, Indosat dan XL yang mendaftar.
Bahkan mereka kadang musti begadang semalam-suntuk untuk mengikuti
pertandingan, dan langsung mengirim laporan kepada para pelanggan, ketika
terjadi gol.
Konten piala dunia yang mereka jual sukses besar.
Bisnis perusahaan pun mulai berkembang. Mereka merekrut karyawan-karyawan baru
dan menggarap bisnis SMS broadcast bagi pelanggan perbankan yang ingin
mengirimkan pesan SMS pengumuman maupun promosi kepada nasabah mereka.
B.
Indocom Gulung Tikar dan Ide Awal Tokopedia
Namun, kesuksesan yang cepat diraih, juga hilang
begitu cepat. Usai Piala Dunia, mereka kesulitan untuk mencari garapan besar
berikutnya. Mereka baru sadar, bahwa pasar konten mobile sebenarnya tak terlalu
besar, tapi pemainnya cukup banyak dan didominasi oleh pemain besar.
Kebanyakan dari pelanggan sms berasal dari daerah
luar Jakarta, sehingga mereka harus sering beriklan di berbagai media besar.
Tapi biaya beriklan tidak sedikit. Sementara pemasukan kian menipis, seiring
dengan menurunnya kepercayaan pelanggan yang dipicu oleh perilaku sebagian
penyedia konten yang nakal.
Bahkan, akhir 2006, mereka sempat menderita rugi
besar saat mengadakan sebuah kuis berhadiah total Rp 2 miliar, yang gagal
menghasilkan keuntungan. Untungnya sang investor, Victor Fungkong cukup sabar
menghadapi kegagalan ini.
“Anggap 2 Milyar ini sebagai biaya pelajaran kita,
ke depan kita harus lebih baik, dan benar-benar belajar dari kegagalan ini.
Kali ini kita gagal, tapi kita jadi lebih maju karena kita sudah lebih
berpengalaman,” kata Victor kepada mereka berdua, seperti dituturkan oleh
William.
Victor tak kehilangan kepercayaan terhadap Leon dan
William. Tapi mereka berdua justru mengusulkan kepada Victor untuk menutup
Indocom dan beralih ke bisnis baru, karena memang tak bisa lagi dipertahankan.
Bermodalkan pengalamannya saat bekerja di Bolehnet,
William sempat mengusulkan bisnis game. Sementara Leon yang memang seorang
penyanyi tenor di salah satu paduan suara, mengusulkan agar mereka membuat
situs toko musik virtual. Tapi dua usulan tadi menyisakan berbagai keraguan.
Akhirnya ide segar muncul saat mereka membidik
bisnis e-commerce. Terlebih lagi, timbul salah satu kasus penipuan dengan nilai
terbesar, yang menimpa salah seorang anggota forum KafeGaul. Seorang
anggota forum terpaksa merelakan uang Rp
12 juta-nya melayang, karena tertipu saat hendak membeli action figure lewat
forum.
Menurut William, saat itu belum ada wadah yang bisa
memfasilitasi proses jual beli secara aman lewat dunia maya. Kebanyakan dari
pembeli online hanya mengandalkan rasa saling percaya saat melakuan jual beli
lewat forum, jejaring sosial, atau bahkan situs e-commerce. Sebab, pengelola
situs biasanya tidak menyediakan mekanisme pembayaran atau mediasi.
Disinilah Tokopedia memanfaatkan celah yang ada. Tak
seperti toko online lainnya, Tokopedia menyediakan mekanisme yang aman bagi
penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Mereka menyediakan escrow account
(rekening gabungan) yang bisa digunakan untuk menampung uang pembeli, sementara
barang belum dikirimkan oleh penjual.
Saat barang sudah sampai ke tangan pembeli,
Tokopedia baru akan meneruskan pembayaran, dari escrow account ke rekening
penjual. Agar pembeli bisa melacak, pengiriman barang dilakukan menggunakan
jasa kurir TIKI JNE. Semuanya dilakukan secara cuma-cuma oleh Tokopedia. Lalu
dari mana Tokopedia mendapatkan keuntungan?
Suatu saat Tokopedia berkembang dan penjualnya
semakin banyak, Tokopedia baru akan menerapkan sistem komisi bagi setiap
transaksi. Tapi bukan sistem sewa toko, seperti yang diterapkan toko online
lainnya. Begitulah model bisnis yang mereka rencanakan.
C.
Dari Mana Datangnya Nama Tokopedia
Setelah Leon dan William sepakat dengan konsep
bisnis yang bakal mereka garap. Perburuan domain pun dimulai. William sempat
mengusulkan nama yang mengandung pesan yang bisa langsung diingat:
Belanjaaman.com.
Namun Leon kurang sreg. Ia lebih suka dengan nama
yang tak mengandung makna spesifik, agar lebih netral untuk fleksibilitas
pengembangan bisnis ke depan, semisal Google. Leon malah sempat mengusung nama
Indowebstore sebagai usulan. Tapi belakangan urung, karena mirip-mirip dengan
nama situs bagi pakai file Indowebster milik Acong.
Selanjutnya William, yang gemar mencari ide nama
melalui 'ritual harian' di - maaf - jamban, ketemu ide nama Kopaja.com, yang
merupakan kependekan dari 'Toko Apa Saja Ada'. Tapi mengingat itu nama Koperasi
angkutan, dan kebetulan domainnya juga sudah diambil orang, maka usulan nama
itu juga kandas di jalan.
Akhirnya, suatu petang William naik ojeg pulang
kantor, ia kepikiran dengan nama Tokopedia, yang merupakan gabungan dari kata
'Toko' dan 'Ensiklopedia'. Maknanya, situs ini akan menjadi ensiklopedi lengkap
dari toko-toko online. Setelah dicek, ternyata domainnya pun masih ada. Leon
pun setuju.
D.
Pencarian Investor dan Pematangan Konsep
Di penghujung 2007, keduanya juga berhasil
mendapatkan persetujuan Victor untuk memulai Tokopedia. Namun, mereka masih
butuh mitra pemodal untuk 'bahan bakar' perusahaan ke depan.
Selama sekitar dua tahun, mereka melakukan perburuan
investor. Victor memfasilitasi keduanya untuk bertemu dengan banyak calon
investor. Mulai dari Sumitomo, investor asal Korea, maupun investor lokal.
Namun, semangat mereka sepertinya, selalu membentur dinding yang buntu. Tak ada
satupun investor yang antusias dengan ide mereka.
Bahkan mereka tak pernah lupa, saat melakukan
presentasi di depan calon investor lokal. Leon dan William justru disarankan untuk
mengubur dalam-dalam, niat mengembangkan Tokopedia.
"Kalian masih muda-muda, sebaiknya tidak
buang-buang waktu dan cari bisnis lain saja. Karena yang kayak begini tidak
bakal jalan," kata calon investor yang mengaku selama ini telah
berkecimpung di bisnis e-commerce selama 18 tahun itu, kepada Leon dan William.
Tapi penolakan demi penolakan tadi, justru membuat
William dan Leon terus menyempurnakan konsep Tokopedia. Dan dukungan kepada
mereka berdua justru datang dari Victor.
Padahal, Victor sendiri melihat bagaimana temannya
yang membangun bisnis e-commerce bernama Indotrade, gagal total. Tapi Victor
terus meminta Leon dan William mempelajari kisah sukses perusahaan e-commerce
lain, semisal raksasa e-commerce asal Jepang, Rakuten.
E.
Akhir dari penantian dan Pencapaian Tokopedia
Pada 6 Februari 2010, Victor sendiri yang akhirnya
menyediakan dana awal (seed funding) untuk PT Tokopedia sebesar Rp 2,5 miliar,
melalui PT Indonusa Dwitama. "Pak
Victor adalah mentor terbaik kami. Dia selalu melihat sesuatu dari sudat
pandang yang berbeda dari kebanyakan orang," kata Leon.
Tokopedia pun bersiap untuk mengudara. Tokopedia
memanfaatkan word of mouth di jaringan anggota forum, untuk menyebar pemasaran
viral. Sebab, William dan Leon adalah Super Moderator dan anggota aktif di
Forum KafeGaul.
Mereka selalu melibatkan komunitas untuk menentukan
pilihan logo, desain, dan semacamnya. Oleh karenanya, saat mereka Tokopedia
meluncur pertama kali dalam versi beta pada 17 Agustus 2009, mereka sudah
memiliki 70 toko di dalamnya.
Dalam waktu singkat, Tokopedia berkembang pesat,
baik dari jumlah anggota aktif, maupun jumlah toko baru yang dibuat. Sekitar
enam bulan berselang, Tokopedia membukukan total transaksi sebesar Rp 1 miliar.
Dan dalam waktu delapan bulan, meningkat lagi
menjadi Rp 1,8 miliar. Dari hanya berdua, kini Tokopedia juga telah
mempekerjakan enam karyawan, dan dalam waktu dekat akan menambah dua karyawan
lagi.
Mereka pun tak kesulitan untuk mencari investor baru
untuk first round investment. Sebuah Venture Capital asal Singapura bernama
East Ventures, justru datang menawarkan dana investasi baru kepada Tokopedia.
Investasi yang ditukar dengan sebagian saham Tokopedia itu pun tak ditampik.
East Ventures pun kini duduk dalam jajaran Board of
Director. "Masuknya East Ventures benar-benar menjadi moral booster bagi
kami. Diharapkan mereka bisa mendukung kami ke tahapan yang lebih tinggi,"
kata Leon.
Sebab, di balik East Ventures bukan orang main-main
di dunia internet. Di sana ada Taiga Matsuyama, Chandra Tjan, Willson Cuaca
(founder XSago, perusahaan aplikasi mobile di Singapura-asal Indonesia), dan
Batara Eto (Co-founder dan CTO Mixi, jejaring sosial nomor satu di Jepang -
asal Indonesia).
Tentu saja, pengalaman mereka di industri maya di
Jepang dan Singapura, akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Tokopedia,
untuk 'bertempur' dengan perusahaan e-commerce besar lain di indonesia, seperti
KasKus, Mojopia, Juale, Tokobagus, dan Dinomarket, maupun Krazymarket.
Yang menarik, baik Leon dan William, tak begitu
tertarik untuk buru-buru menerapkan model bisnis mereka demi mendapatkan
keuntungan besar dalam waktu singkat. Bagi mereka, yang terpenting adalah
memberikan wadah yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang, agar
penipuan-penipuan dalam transaksi online tak terjadi lagi.
Terbukti, sudah banyak penjual yang meraup laba dari
keberadaan Tokopedia, walaupun Tokopedia sama sekali belum mendatangkan revenue
dari mereka. Contohnya, Silvie Djiono pemilik toko Maroon Gift & Souvenir,
yang menjajakan hadiah & souvenir.
Akibat kebanjiran pesanan dari pengunjung Tokopedia, Silvie kini malah
bisa mempekerjakan ibu-ibu dan remaja tetangga rumahnya. "Kami berterima
kasih kepada Tokopedia atas kesempatan untuk berjualan. Penjualan kami yang
laris tak lain dan tak bukan adalah berkat banyaknya pengunjung
Tokopedia," kata Silvie.
2.
KIAT SUKSES MENEMBUS PASAR
Salah satu kunci sukses Tokopedia adalah melakukan kebijakan bebas komisi
untuk penjual. Artinya, Tokopedia tidak mengutip uang jasa sepeserpun dari
transaksi yang terjadi. Berbeda dengan marketplace
lain yang umumnya mengenakan biaya komisi bervariasi, dan kunci sukses yang
paling penting dari William adalah ‘Terus Belajar dan Belajar’. Berikut beberapa
kiat sukses lainnya dari Tokopedia:
1. Tetapkan harga yang dapat bersaing di pasar
Salah satu faktor yang dapat membuat orang tertarik untuk membeli produk
di toko online Anda adalah harga yang murah. Banyak juga penjual online maupun
offline yang mematok harga yang cukup murah untuk produk yang mereka jual. Oleh
karena itu, untuk dapat bersaing dengan penjual lainnya, Anda harus menetapkan
harga yang tidak terlalu mahal. Jika Anda menjual produk dengan harga yang
cukup murah, maka akan semakin banyak orang yang berbelanja di toko online
Anda, dan pada akhirnya akan menaikkan omset penjualan dari toko Anda.
2. Cari media yang tepat
Media yang Anda pilih untuk berjualan online tentunya menentukan seberapa
banyak orang yang akan mengenal toko Anda dan berbelanja di sana. Oleh karena
itu, Anda harus memilih media yang memiliki banyak pengguna dan juga aman untuk
dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli online. Salah satu media yang aman
dan terpercaya, serta dapat mendatangkan banyak pembeli adalah Tokopedia.
Dengan sistem pembayaran yang menggunakan rekening bersama (escrow), maka
pembeli akan lebih percaya dan tidak ragu lagi untuk berbelanja di toko online
Anda yang ada di Tokopedia. Selain itu, Anda juga tidak perlu mencari banyak
followers seperti sistem penjualan di media sosial. Saat membuka toko di
Tokopedia, semua orang yang memiliki akun Tokopedia, dapat melihat dan membeli
produk dari toko online Anda.
3. Aktif dan cepat dalam merespon pesanan
Pembeli cenderung tidak suka menunggu lama saat melakukan pemesanan. Oleh
karena itu, sebaiknya Anda bekerja cepat dalam mengkonfirmasi pemesanan yang
dilakukan oleh pembeli. Selain itu, Anda juga dituntut untuk aktif dan bersikap
ramah dalam merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pembeli. Di
Tokopedia sendiri, sebagai penjual Anda akan dimudahkan dengan fitur Diskusi
Produk dan Kirim Pesan yang tersedia. Dengan kedua fitur tersebut, pembeli
dapat dengan mudah bertanya kepada Anda, dan Anda pun juga dapat dengan mudah
dan cepat merespon pertanyaan yang diajukan.
4. Utamakan kepuasan pembeli
Sebagai penjual, Anda harus ingat bahwa pembeli adalah “raja” bagi toko
Anda. Berikan pelayanan terbaik dari Anda untuk memberikan kepuasan dalam
berbelanja kepada pembeli Anda. Jika pembeli puas dengan pelayanan toko Anda
maka pada akhirnya akan mendatangkan repeat order, dimana pembeli yang sudah
pernah berbelanja di toko Anda sebelumnya akan kembali berbelanja di toko Anda.
5. Ikuti tren
Untuk menggaet banyak pembeli, Anda dapat melakukan riset mengenai produk
apa saja yang saat ini sedang menjadi tren dan diminati oleh banyak orang.
Pembeli tentunya akan tertarik untuk menjelajahi toko online Anda menjual
produk-produk yang sedang menjadi tren. Selain itu, Anda juga dapat berjualan
produk yang sesuai dengan musim, misalnya ketika musim liburan Anda menambahkan
produk-produk yang diperlukan saat pergi berlibur ke dalam etalase toko online
Anda.
3.
TANTANGAN TOKOPEDIA KEDEPANNYA
Setelah
kita lihat sejarah dari Tokopedia di atas, bisa di katakan Tokopedia adalah
pelopor dari marketplace yang sering
kita jumpai di Indonesia, dengan banyaknya bermunculan wadah-wadah berjualan
online yang lain, tentunya akan menjadi tantangan tersendiri dari Tokopedia,
tapi melihat Tokopedia adalah sang pelopor, dan kepercayaan pelanggan yang
cenderung tinggi terhadapnya, besar kemungkinan Tokopedia akan bertahan atau
justru akan makin meroket sukses.
Sumber:
No comments:
Post a Comment