Tuesday, March 17, 2015

Analisis Kasus Berdasarkan Aliran Psikologi



A.  Contoh Kasus

Seorang anak berinisial A mengalami suatu depresi (murung dan menarik diri) oleh penolakan terhadap peristiwa meninggal ayahnya, karena dia tidak bisa mengarahkannya kepada orang lain sehingga si-A mengarahkan rasa bersalah itu kepada dirinya sendiri.

B.   Analisa
Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik,  mekanistik, dan reduksionistik. Dimana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Berdasarkan ilustrasi kasus, depresi (murung dan menarik diri) yang dialami konseli merupakan tindakan mekanisme pertahanan ego, karena adanya ketidak seimbangan antara id, ego dan superego, yaitu dengan melakukan represi dan penolakan terhadap peristiwa meninggal ayahnya, karena dia tidak bisa mengarahkannya kepada orang lain sehingga konseli mengarahkan rasa bersalah itu kepada dirinya sendiri.

Konselor melakukan esesmen dengan mengidentifikasi konflik-konflik bawah sadar dari konseli, meliputi: Persepsi konseli terhadap dirinya, hubungan interpersonalnya, dorongan dan dinamika psikologis yang dialami, serta bagaimana konseli mengkontrol emosinya.

C.  Teori

          Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis. Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan. Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan.
                  Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalan terhadap dorongan-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional dan tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling dasar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah kepada pencapaian kesenangan.


Ø Pokok teori
  Dalam hal ini Freud menggambarkan kepribadian manusia melalui konsep terstruktur mental(psyche) dan struktur kepribadian.
a.      Struktur mental
Struktur mental terdiri atas 3 tingkat kesadaran, yakni
1)            Kesadaran, menunjuk pada apa yang sedang kita persepsi(rasakan, pikirkan dan amati). Atau dengan kata lain kesadadran itu merupakan suatu komponen superego yang berisikan perilaku-perilaku yang mendapatkan hukuman. Misalnya, ketika kita merasakan adanya sensasi kontraksi dalam perut kita, kita mengatakan,” wah saya lapar nih !” jadi apa yang kita rasakan itu merupakan bentuk kesadaran kita.
2)            Ambang sadar, berisikan ingatan-ingatan tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang siap masuk ke dalam kesadaran sewaktu-waktu diperlukan. Misalnya jika seseorang bertanya kepada kita tentang nomer telepon rumah atau telepon seluler kita, hanya demgan sedikit upaya kita akan segera mampu untuk mengingat dan kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Itu karena ingatan kita tentang nomer telepon kita berada diambang sadar.
3)            Ketidaksadaran, ditamsilkan sebagai suatu gudang dan imej-imej yang tak dapat diterima(ditolak oleh norma atau kode moral tertentu), peristiwa masa lampau, impuls-impuls dan keinginan-keinginan yang tidak kita sadari. Atau dengan kata lain ketidaksadaran itu merupakan aspek psikis( mental) yang menyimpan dorongan-dorongan yang tidak terpenuhi dan menjadi kompleks terdesak.






DAFTAR PUSTAKA


·         Darminto Eko, 2007, Teori-Teori Konseling, Unesa University Press, Surabaya.
·         Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang

No comments:

Post a Comment