Friday, January 15, 2016

INTERNET MARKETING “TOKOPEDIA”


            Tokopedia.com merupakan salah satu mal online di Indonesia yang mengusung model bisnis marketplace. Sejak diluncurkan hingga akhir 2015, layanan dasar Tokopedia bisa digunakan oleh semua orang secara gratis.
Dengan visi untuk "Membangun Indonesia yang Lebih Baik Lewat Internet", Tokopedia memiliki program untuk mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara online
1.        SEJARAH
A.    Sebelum Tokopedia
Perjalanan Leon dan William ( pendiri Tokopedia) untuk sampai pada tahap ini memang tidak diraih dalam satu malam. Pertemuan keduanya diawali saat mereka sama-sama bekerja di PT Signet Pratama, anak perusahaan PT Sigma Caraka, yang belakangan diakuisisi oleh Telkom.
Mereka sempat berpisah beberapa saat, ketika William pindah ke mencoba bekerja sendiri, sementara Leon menjadi programmer di PT Semesta Tirta Antara Raya. Keduanya kembali bertemu pada 2006, saat Leon diajak untuk merintis bisnis konten mobile yang dimodali oleh Victor Fungkong, seorang pengusaha yang punya bisnis lain di bidang Kelapa Sawit dan bauksit.
Leon buru-buru meminta William bergabung dengannya, dan kolaborasi duo ini pun dimulai di bawah bendera perusahaan bernama PT Indocom Mediatama. Fokus garapan mereka saat itu begitu menggiurkan: yakni Piala Dunia 2006.
Mereka pun bekerja keras siang-malam untuk membuat konten-konten Piala Dunia (berbasis SMS), mulai dari jadwal pertandingan, perkiraan formasi pemain, skor pertandingan berjalan, dan lain-lain, untuk dikirimkan kepada para pelanggan Telkomsel, Indosat dan XL yang mendaftar.
Bahkan mereka kadang musti begadang semalam-suntuk untuk mengikuti pertandingan, dan langsung mengirim laporan kepada para pelanggan, ketika terjadi gol.
Konten piala dunia yang mereka jual sukses besar. Bisnis perusahaan pun mulai berkembang. Mereka merekrut karyawan-karyawan baru dan menggarap bisnis SMS broadcast bagi pelanggan perbankan yang ingin mengirimkan pesan SMS pengumuman maupun promosi kepada nasabah mereka.

B.     Indocom Gulung Tikar dan Ide Awal Tokopedia
Namun, kesuksesan yang cepat diraih, juga hilang begitu cepat. Usai Piala Dunia, mereka kesulitan untuk mencari garapan besar berikutnya. Mereka baru sadar, bahwa pasar konten mobile sebenarnya tak terlalu besar, tapi pemainnya cukup banyak dan didominasi oleh pemain besar.
Kebanyakan dari pelanggan sms berasal dari daerah luar Jakarta, sehingga mereka harus sering beriklan di berbagai media besar. Tapi biaya beriklan tidak sedikit. Sementara pemasukan kian menipis, seiring dengan menurunnya kepercayaan pelanggan yang dipicu oleh perilaku sebagian penyedia konten yang nakal.
Bahkan, akhir 2006, mereka sempat menderita rugi besar saat mengadakan sebuah kuis berhadiah total Rp 2 miliar, yang gagal menghasilkan keuntungan. Untungnya sang investor, Victor Fungkong cukup sabar menghadapi kegagalan ini.
“Anggap 2 Milyar ini sebagai biaya pelajaran kita, ke depan kita harus lebih baik, dan benar-benar belajar dari kegagalan ini. Kali ini kita gagal, tapi kita jadi lebih maju karena kita sudah lebih berpengalaman,” kata Victor kepada mereka berdua, seperti dituturkan oleh William.
Victor tak kehilangan kepercayaan terhadap Leon dan William. Tapi mereka berdua justru mengusulkan kepada Victor untuk menutup Indocom dan beralih ke bisnis baru, karena memang tak bisa lagi dipertahankan.
Bermodalkan pengalamannya saat bekerja di Bolehnet, William sempat mengusulkan bisnis game. Sementara Leon yang memang seorang penyanyi tenor di salah satu paduan suara, mengusulkan agar mereka membuat situs toko musik virtual. Tapi dua usulan tadi menyisakan berbagai keraguan.
Akhirnya ide segar muncul saat mereka membidik bisnis e-commerce. Terlebih lagi, timbul salah satu kasus penipuan dengan nilai terbesar, yang menimpa salah seorang anggota forum KafeGaul. Seorang anggota  forum terpaksa merelakan uang Rp 12 juta-nya melayang, karena tertipu saat hendak membeli action figure lewat forum.
Menurut William, saat itu belum ada wadah yang bisa memfasilitasi proses jual beli secara aman lewat dunia maya. Kebanyakan dari pembeli online hanya mengandalkan rasa saling percaya saat melakuan jual beli lewat forum, jejaring sosial, atau bahkan situs e-commerce. Sebab, pengelola situs biasanya tidak menyediakan mekanisme pembayaran atau mediasi.
Disinilah Tokopedia memanfaatkan celah yang ada. Tak seperti toko online lainnya, Tokopedia menyediakan mekanisme yang aman bagi penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Mereka menyediakan escrow account (rekening gabungan) yang bisa digunakan untuk menampung uang pembeli, sementara barang belum dikirimkan oleh penjual.
Saat barang sudah sampai ke tangan pembeli, Tokopedia baru akan meneruskan pembayaran, dari escrow account ke rekening penjual. Agar pembeli bisa melacak, pengiriman barang dilakukan menggunakan jasa kurir TIKI JNE. Semuanya dilakukan secara cuma-cuma oleh Tokopedia. Lalu dari mana Tokopedia mendapatkan keuntungan?
Suatu saat Tokopedia berkembang dan penjualnya semakin banyak, Tokopedia baru akan menerapkan sistem komisi bagi setiap transaksi. Tapi bukan sistem sewa toko, seperti yang diterapkan toko online lainnya. Begitulah model bisnis yang mereka rencanakan.
C.    Dari Mana Datangnya Nama Tokopedia
Setelah Leon dan William sepakat dengan konsep bisnis yang bakal mereka garap. Perburuan domain pun dimulai. William sempat mengusulkan nama yang mengandung pesan yang bisa langsung diingat: Belanjaaman.com.
Namun Leon kurang sreg. Ia lebih suka dengan nama yang tak mengandung makna spesifik, agar lebih netral untuk fleksibilitas pengembangan bisnis ke depan, semisal Google. Leon malah sempat mengusung nama Indowebstore sebagai usulan. Tapi belakangan urung, karena mirip-mirip dengan nama situs bagi pakai file Indowebster milik Acong.
Selanjutnya William, yang gemar mencari ide nama melalui 'ritual harian' di - maaf - jamban, ketemu ide nama Kopaja.com, yang merupakan kependekan dari 'Toko Apa Saja Ada'. Tapi mengingat itu nama Koperasi angkutan, dan kebetulan domainnya juga sudah diambil orang, maka usulan nama itu juga kandas di jalan.
Akhirnya, suatu petang William naik ojeg pulang kantor, ia kepikiran dengan nama Tokopedia, yang merupakan gabungan dari kata 'Toko' dan 'Ensiklopedia'. Maknanya, situs ini akan menjadi ensiklopedi lengkap dari toko-toko online. Setelah dicek, ternyata domainnya pun masih ada. Leon pun setuju.
D.    Pencarian Investor dan Pematangan Konsep
Di penghujung 2007, keduanya juga berhasil mendapatkan persetujuan Victor untuk memulai Tokopedia. Namun, mereka masih butuh mitra pemodal untuk 'bahan bakar' perusahaan ke depan.
Selama sekitar dua tahun, mereka melakukan perburuan investor. Victor memfasilitasi keduanya untuk bertemu dengan banyak calon investor. Mulai dari Sumitomo, investor asal Korea, maupun investor lokal. Namun, semangat mereka sepertinya, selalu membentur dinding yang buntu. Tak ada satupun investor yang antusias dengan ide mereka.
Bahkan mereka tak pernah lupa, saat melakukan presentasi di depan calon investor lokal. Leon dan William justru disarankan untuk mengubur dalam-dalam, niat mengembangkan Tokopedia.
"Kalian masih muda-muda, sebaiknya tidak buang-buang waktu dan cari bisnis lain saja. Karena yang kayak begini tidak bakal jalan," kata calon investor yang mengaku selama ini telah berkecimpung di bisnis e-commerce selama 18 tahun itu, kepada Leon dan William.
Tapi penolakan demi penolakan tadi, justru membuat William dan Leon terus menyempurnakan konsep Tokopedia. Dan dukungan kepada mereka berdua justru datang dari Victor.
Padahal, Victor sendiri melihat bagaimana temannya yang membangun bisnis e-commerce bernama Indotrade, gagal total. Tapi Victor terus meminta Leon dan William mempelajari kisah sukses perusahaan e-commerce lain, semisal raksasa e-commerce asal Jepang, Rakuten.
E.     Akhir dari penantian dan Pencapaian Tokopedia
Pada 6 Februari 2010, Victor sendiri yang akhirnya menyediakan dana awal (seed funding) untuk PT Tokopedia sebesar Rp 2,5 miliar, melalui PT Indonusa Dwitama.  "Pak Victor adalah mentor terbaik kami. Dia selalu melihat sesuatu dari sudat pandang yang berbeda dari kebanyakan orang," kata Leon.
Tokopedia pun bersiap untuk mengudara. Tokopedia memanfaatkan word of mouth di jaringan anggota forum, untuk menyebar pemasaran viral. Sebab, William dan Leon adalah Super Moderator dan anggota aktif di Forum KafeGaul.
Mereka selalu melibatkan komunitas untuk menentukan pilihan logo, desain, dan semacamnya. Oleh karenanya, saat mereka Tokopedia meluncur pertama kali dalam versi beta pada 17 Agustus 2009, mereka sudah memiliki 70 toko di dalamnya.
Dalam waktu singkat, Tokopedia berkembang pesat, baik dari jumlah anggota aktif, maupun jumlah toko baru yang dibuat. Sekitar enam bulan berselang, Tokopedia membukukan total transaksi sebesar Rp 1 miliar.
Dan dalam waktu delapan bulan, meningkat lagi menjadi Rp 1,8 miliar. Dari hanya berdua, kini Tokopedia juga telah mempekerjakan enam karyawan, dan dalam waktu dekat akan menambah dua karyawan lagi.
Mereka pun tak kesulitan untuk mencari investor baru untuk first round investment. Sebuah Venture Capital asal Singapura bernama East Ventures, justru datang menawarkan dana investasi baru kepada Tokopedia. Investasi yang ditukar dengan sebagian saham Tokopedia itu pun tak ditampik.
East Ventures pun kini duduk dalam jajaran Board of Director. "Masuknya East Ventures benar-benar menjadi moral booster bagi kami. Diharapkan mereka bisa mendukung kami ke tahapan yang lebih tinggi," kata Leon.
Sebab, di balik East Ventures bukan orang main-main di dunia internet. Di sana ada Taiga Matsuyama, Chandra Tjan, Willson Cuaca (founder XSago, perusahaan aplikasi mobile di Singapura-asal Indonesia), dan Batara Eto (Co-founder dan CTO Mixi, jejaring sosial nomor satu di Jepang - asal Indonesia).
Tentu saja, pengalaman mereka di industri maya di Jepang dan Singapura, akan menjadi modal yang sangat berharga bagi Tokopedia, untuk 'bertempur' dengan perusahaan e-commerce besar lain di indonesia, seperti KasKus, Mojopia, Juale, Tokobagus, dan Dinomarket, maupun Krazymarket.
Yang menarik, baik Leon dan William, tak begitu tertarik untuk buru-buru menerapkan model bisnis mereka demi mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Bagi mereka, yang terpenting adalah memberikan wadah yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang, agar penipuan-penipuan dalam transaksi online tak terjadi lagi.
Terbukti, sudah banyak penjual yang meraup laba dari keberadaan Tokopedia, walaupun Tokopedia sama sekali belum mendatangkan revenue dari mereka. Contohnya, Silvie Djiono pemilik toko Maroon Gift & Souvenir, yang menjajakan hadiah & souvenir.
Akibat kebanjiran pesanan dari pengunjung Tokopedia, Silvie kini malah bisa mempekerjakan ibu-ibu dan remaja tetangga rumahnya. "Kami berterima kasih kepada Tokopedia atas kesempatan untuk berjualan. Penjualan kami yang laris tak lain dan tak bukan adalah berkat banyaknya pengunjung Tokopedia," kata Silvie.

2.        KIAT SUKSES MENEMBUS PASAR
Salah satu kunci sukses Tokopedia adalah melakukan kebijakan bebas komisi untuk penjual. Artinya, Tokopedia tidak mengutip uang jasa sepeserpun dari transaksi yang terjadi. Berbeda dengan marketplace lain yang umumnya mengenakan biaya komisi bervariasi, dan kunci sukses yang paling penting dari William adalah ‘Terus Belajar dan Belajar’. Berikut beberapa kiat sukses lainnya dari Tokopedia:
1. Tetapkan harga yang dapat bersaing di pasar
Salah satu faktor yang dapat membuat orang tertarik untuk membeli produk di toko online Anda adalah harga yang murah. Banyak juga penjual online maupun offline yang mematok harga yang cukup murah untuk produk yang mereka jual. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing dengan penjual lainnya, Anda harus menetapkan harga yang tidak terlalu mahal. Jika Anda menjual produk dengan harga yang cukup murah, maka akan semakin banyak orang yang berbelanja di toko online Anda, dan pada akhirnya akan menaikkan omset penjualan dari toko Anda.
2. Cari media yang tepat
Media yang Anda pilih untuk berjualan online tentunya menentukan seberapa banyak orang yang akan mengenal toko Anda dan berbelanja di sana. Oleh karena itu, Anda harus memilih media yang memiliki banyak pengguna dan juga aman untuk dijadikan sebagai tempat transaksi jual-beli online. Salah satu media yang aman dan terpercaya, serta dapat mendatangkan banyak pembeli adalah Tokopedia.
Dengan sistem pembayaran yang menggunakan rekening bersama (escrow), maka pembeli akan lebih percaya dan tidak ragu lagi untuk berbelanja di toko online Anda yang ada di Tokopedia. Selain itu, Anda juga tidak perlu mencari banyak followers seperti sistem penjualan di media sosial. Saat membuka toko di Tokopedia, semua orang yang memiliki akun Tokopedia, dapat melihat dan membeli produk dari toko online Anda.
3. Aktif dan cepat dalam merespon pesanan
Pembeli cenderung tidak suka menunggu lama saat melakukan pemesanan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda bekerja cepat dalam mengkonfirmasi pemesanan yang dilakukan oleh pembeli. Selain itu, Anda juga dituntut untuk aktif dan bersikap ramah dalam merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pembeli. Di Tokopedia sendiri, sebagai penjual Anda akan dimudahkan dengan fitur Diskusi Produk dan Kirim Pesan yang tersedia. Dengan kedua fitur tersebut, pembeli dapat dengan mudah bertanya kepada Anda, dan Anda pun juga dapat dengan mudah dan cepat merespon pertanyaan yang diajukan.
4. Utamakan kepuasan pembeli
Sebagai penjual, Anda harus ingat bahwa pembeli adalah “raja” bagi toko Anda. Berikan pelayanan terbaik dari Anda untuk memberikan kepuasan dalam berbelanja kepada pembeli Anda. Jika pembeli puas dengan pelayanan toko Anda maka pada akhirnya akan mendatangkan repeat order, dimana pembeli yang sudah pernah berbelanja di toko Anda sebelumnya akan kembali berbelanja di toko Anda.


5. Ikuti tren
Untuk menggaet banyak pembeli, Anda dapat melakukan riset mengenai produk apa saja yang saat ini sedang menjadi tren dan diminati oleh banyak orang. Pembeli tentunya akan tertarik untuk menjelajahi toko online Anda menjual produk-produk yang sedang menjadi tren. Selain itu, Anda juga dapat berjualan produk yang sesuai dengan musim, misalnya ketika musim liburan Anda menambahkan produk-produk yang diperlukan saat pergi berlibur ke dalam etalase toko online Anda.

3.        TANTANGAN TOKOPEDIA KEDEPANNYA
Setelah kita lihat sejarah dari Tokopedia di atas, bisa di katakan Tokopedia adalah pelopor dari marketplace yang sering kita jumpai di Indonesia, dengan banyaknya bermunculan wadah-wadah berjualan online yang lain, tentunya akan menjadi tantangan tersendiri dari Tokopedia, tapi melihat Tokopedia adalah sang pelopor, dan kepercayaan pelanggan yang cenderung tinggi terhadapnya, besar kemungkinan Tokopedia akan bertahan atau justru akan makin meroket sukses.

Sumber: